Sabtu, 24 Maret 2012

Rekaman Pengeboman KBRI Paris Diserahkan ke Polisi Prancis

JAKARTA - Anggota Komisi I Roy Suryo mengatakan, CCTV merekam peristiwa ledakan bom di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris beberapa hari yang lalu. Namun karena ledakan itu terjadi di luar KBRI, rekaman itu diserahkan kembali ke Polisi Prancis.

"Memang ada rekaman cctv peristiwa ledakan bom itu, tapi karena ledakan itu terjadi di luar KBRI, rekaman itu diserahkan kepada kepolisian Prancis untuk diselidiki. Kalau memang ledakan bom itu muncul di dalam KBRI, kita bisa meminta rekaman itu, saya berharap rekaman itu bisa dirilis di sini tapi kita juga harus menghormati yurisdiksi Prancis," ujar Roy Suryo saat dihubungi oleh okezone, Kamis (22/3/2012).

Roy menjelaskan, ledakan bom itu terjadi di sebuah jalan kecil di depan kantor KBRI. Pada awalnya, ada orang yang meletakkan tas di depan kantor KBRI namun mencurigakan. Petugas KBRI pun datang dan melihat tas itu, ketika dilihat tas itu berisi kabel. Polisi pun dipanggil untuk memeriksa tas tersebut dan pada saat itu meledak.

Anggota Komisi I itu berharap, Prancis menggelar penyelidikan yang menyeluruh terkait ledakan bom di depan kantor KBRI karena Indonesia mengkhawatirkan terulangnya tragedi bom pada 2004 silam yang melukai 10 orang di tempat yang sama.

"Motif pelaku bom itu sama dengan yang terjadi pada 2004, saya pun mendesak KBRI agar terus meng-update kasus ini. Saya sempat ngobrol dengan pak Dubes dan wakilnya dan pembicaraan saya cukup mendetil. Kasus ini juga harus ditindaklanjuti agar insiden bom tahun 2004 tidak terulang," imbuhnya.

Hingga saat ini, Roy mengaku dirinya belum mendapatkan informasi tentang siapakah pelaku bom tersebut. Roy juga menegaskan agar tidak melontarkan dugaan cepat mengenai siapakah tersangka bom tersebut.

Ketika ditanya apakah serangan bom itu berhubungan dengan hubungan bilateral Prancis dan Indonesia, Roy menjawab, kemungkinan besar pelaku mencoba untuk memperburuk hubungan Indonesia dan Prancis.

"Kalau saya lihat, Indonesia dekat dengan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy. Hubungan kita bagus sekali, banyak Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang belajar di Paris, mungkin pelaku ingin mengganggu kedekatan hubungan Indonesia dan Prancis. Namun, saya ingatkan juga, jangan terlalu jauh menganalisa identitas pelaku," tegasnya.(AUL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar